Jika saling mencintai, maka akan saling belajar. Ini terjadi secara alami, berlangsung begitu saja. Spontan.
Sebagaimana cinta, belajar adalah saling memberi, bukan saling meminta. Akan indah bila guru dan murid saling memberi. Guru memberi hikmah. Murid memberi bakti. Mereka sama melayani sesama, sama melayani Tuhan.
Tapi kata para pakar, guru di sekolah-sekolah kita tidak begitu. Murid-muridnya juga tidak begitu. Guru dan murid sama-sama peminta-minta. Guru minta makan kepada murid. Murid minta angka kepada guru. Mereka kikir. Tak mau memberi. Mereka miskin. Tak punya sesuatu pun untuk diberikan kepada yang lain. Mereka saling tutup pintu tutup mata, tidak saling buka pintu buka mata. Jika demikian, masih mungkin proses belajar berjalan?
Maka, untuk menghindari sia-sia, puisi harus hadir di ruang kelas. Presensi puisi harus 100%. Puisi tidak boleh absen.
6 syawal 1432 h
6 syawal 1432 h
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam