Eits, Bab, hati-hati mengatakan cinta padaku. Kitab Kamasutra yang dulu kita baca berdua di dalam Ka'bah, telah dicuri Jibril, entah atas instruksi rasul yang mana lagi.
Tapi aku masih punya blue film lo. Baru kudownload tadi malam. Nonton bareng, yuk...
jogja, 3 Januari 2011
03/02/11
dua kado bagi sapardi
senampan joda di jeda
/1/
widodo meraba
datar saja
bla-bla-bla
kaca rata, patah kata
bata gagap, gagal tata
/2/
kinjeng njengking
di sisi kiri kijing.
dari tubuh busukku
yang baru diurug
merangkak suara serak
parau melawat surau
lalu berarak ke bekas barakku
(mengeruk kerak dan sengak):
“Apalagi kini kumiliki, oh, apalagi.
Tidak kau. Tidak juga aku.
Namun aku, milikmu.”
Nologaten-Timoho, 29-30 Januari 2011
buluh belah
/1/
meski tarifmu senyawaku
aku tetap memesanmu
tidak di sarkem, di paris, atau di simpang umbulharjo
tapi di makam imogiri.
kau ngangguk. aku girang. kau bilang:
“oke. kutunggu di hotel syahid. kamar 112.
mas, aku pakai blus sutra tipis warna cahaya, ya.”
/2/
jam perjanjian datang.
namun di depanmu
ketika pelan-pelan kau lepas blus dan kutangmu
dan kau gigit bibirmu genit
dan kau remas gemas payudaramu:
aku cemas
aku buyar
pandangku padat dengan kelebat dua, tiga, empat
lima, enam, tujuh bidadari yang menari bugil
mataku mengintai aduhai mereka
mulutku melumut di tubuh mereka
“maaf. belum mampu kusobek pepekmu siang ini. maaf.”
/3/
“mas, besok pagi aku mampir di hotel saphir.
kita masih bisa bermesra di pinggir jalan adisutjipto,”
bisikmu manis, sebelum aku kabur dari kamarmu.
wisma tan panama, 30 Januari 2011
/1/
widodo meraba
datar saja
bla-bla-bla
kaca rata, patah kata
bata gagap, gagal tata
/2/
kinjeng njengking
di sisi kiri kijing.
dari tubuh busukku
yang baru diurug
merangkak suara serak
parau melawat surau
lalu berarak ke bekas barakku
(mengeruk kerak dan sengak):
“Apalagi kini kumiliki, oh, apalagi.
Tidak kau. Tidak juga aku.
Namun aku, milikmu.”
Nologaten-Timoho, 29-30 Januari 2011
buluh belah
/1/
meski tarifmu senyawaku
aku tetap memesanmu
tidak di sarkem, di paris, atau di simpang umbulharjo
tapi di makam imogiri.
kau ngangguk. aku girang. kau bilang:
“oke. kutunggu di hotel syahid. kamar 112.
mas, aku pakai blus sutra tipis warna cahaya, ya.”
/2/
jam perjanjian datang.
namun di depanmu
ketika pelan-pelan kau lepas blus dan kutangmu
dan kau gigit bibirmu genit
dan kau remas gemas payudaramu:
aku cemas
aku buyar
pandangku padat dengan kelebat dua, tiga, empat
lima, enam, tujuh bidadari yang menari bugil
mataku mengintai aduhai mereka
mulutku melumut di tubuh mereka
“maaf. belum mampu kusobek pepekmu siang ini. maaf.”
/3/
“mas, besok pagi aku mampir di hotel saphir.
kita masih bisa bermesra di pinggir jalan adisutjipto,”
bisikmu manis, sebelum aku kabur dari kamarmu.
wisma tan panama, 30 Januari 2011
puisi berguguran di kampusku
/1/
alamak. di musim banjir ini, kampusku lagi kemarau, rupanya. tak ada lagi kyai yang menenggak jack daniel di kamar tidur guru besar. Hilang santri yang membopong sembilan perek masuk ke ruang kelas, lalu mencipok mereka satu per satu dengan mahaberahi, dan menselentik-selentik asyik pentil payudara mereka. Lelaki-lelaki ahli tahajjud yang mengucapkan “I love you” pada dosen jantannya telah entah nyelungsep ke kempitan ketek siapa.
Wah! hanya orang-orang waras boleh menghuni kampusku, rupanya. “Tapi, kami mau malam, mau malam,” seru camar dan manyar, dari pulau sebrang.
/2/
Sayang, coba sebentar lepas dekapmu padaku, dan berjalanlah ke pojok situ, tolong hidupkan lampu kamar ini. Eh, tagihan listrik bulan ini sudah kau lunasi belum?
Jogja, 3 februari 2011
alamak. di musim banjir ini, kampusku lagi kemarau, rupanya. tak ada lagi kyai yang menenggak jack daniel di kamar tidur guru besar. Hilang santri yang membopong sembilan perek masuk ke ruang kelas, lalu mencipok mereka satu per satu dengan mahaberahi, dan menselentik-selentik asyik pentil payudara mereka. Lelaki-lelaki ahli tahajjud yang mengucapkan “I love you” pada dosen jantannya telah entah nyelungsep ke kempitan ketek siapa.
Wah! hanya orang-orang waras boleh menghuni kampusku, rupanya. “Tapi, kami mau malam, mau malam,” seru camar dan manyar, dari pulau sebrang.
/2/
Sayang, coba sebentar lepas dekapmu padaku, dan berjalanlah ke pojok situ, tolong hidupkan lampu kamar ini. Eh, tagihan listrik bulan ini sudah kau lunasi belum?
Jogja, 3 februari 2011
Langganan:
Postingan (Atom)