aku duduk di bangku
hampa yang hambar
menonton neon yang merunduk
segan pada kemerling lintang
curut gemuk mengganggu
nyenyak sampah-sampah
sedan merah kusam
berpose di depan serambi
memburiti pagar besi yang ceking
dan jalan kecil yang kering
kusedot rokok
terdengar keresek seret
asap lepas
sebentar melawan angin deras
lalu kalah
sayup raung motor
meningkahi decak cicak
Tivi pun bisu
di rimbun daun pohon mangga
anak kelelawar menggelepak-gelepakkan sayap
jangkrik-jangkrik menyanyi lagu malam
belum juga tidur
sepur sepuh yang pendek lewat
teriak seraknya menelan tangis
lapar orok tetangga
tanah gemetar
rumah menggigil
kaca jendela berdencing
--sesaat saja
aku berdiri lemah
berjalan melingkar
mengunci pintu
tapi siapa setelah berbaring di kasur emas?
Jogja, maret 2011
hampa yang hambar
menonton neon yang merunduk
segan pada kemerling lintang
curut gemuk mengganggu
nyenyak sampah-sampah
sedan merah kusam
berpose di depan serambi
memburiti pagar besi yang ceking
dan jalan kecil yang kering
kusedot rokok
terdengar keresek seret
asap lepas
sebentar melawan angin deras
lalu kalah
sayup raung motor
meningkahi decak cicak
Tivi pun bisu
di rimbun daun pohon mangga
anak kelelawar menggelepak-gelepakkan sayap
jangkrik-jangkrik menyanyi lagu malam
belum juga tidur
sepur sepuh yang pendek lewat
teriak seraknya menelan tangis
lapar orok tetangga
tanah gemetar
rumah menggigil
kaca jendela berdencing
--sesaat saja
aku berdiri lemah
berjalan melingkar
mengunci pintu
tapi siapa setelah berbaring di kasur emas?
Jogja, maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam