Kerikil seujung kelingking yang dilemparkan
ke tengah-tengah danau akan menggelombangkan permukaan air. Segelas air putih
akan menghitam jika ditetesi sesendok teh tinta. Atau coba kita rentangkan
karet sepanjang satu meter, dan petik, maka karet itu akan gemetar dari pangkal
hingga ke ujungnya. Atau contoh lain. Ambil sebuah potret diri Affandi, lalu pada
muka kanvasnya kita goreskan satu garis berwarna merling, maka bisa jadi aura
dan harga lukisan kharismatik itu akan koleps.
Banyak perubahan besar, entah itu ke arah
yang lebih baik ataupun ke arah yang lebih buruk, berawal dari tindakan kecil
yang sepele, tampak tak penting di mata kita. Kerap kali kita sengaja lupa
mengerjakannya.
Soe Hok Gie, lebih-lebih Ahmad Wahib,
merubah rupa perpolitikan Indonesia karena mereka mau menulis catatan harian.
Catatan harian Hok Gie yang secara anumerta diterbitkan dalam bentuk buku oleh
LP3ES pada sekitar 1980-an, dibaca para aktivis yang sudah jenuh dan jengah
dengan despotisme orde baru. Para aktivis yang membaca Hok Gie sebagai teladan
moral, sumber inspirasi, dan tambang spirit, kelak berhasil menggulingkan
Soeharto setelah perjuangan jalanan panjang yang membuat mata dunia membelalak takjub.
Catatan harian Ahmad Wahib juga diterbitkan
sebagai buku, juga oleh LP3ES, juga pada dekade yang sama. Buku ini mengilhami
para pembaharu Islam Indonesia, seperti Dawam Rahardjo, Nurkholis Majid, Djohan
Effendi, Abdurrahman Wahid, Ulil Absar Abdalla, dan seterusnya. Kemauan Ahmad
Wahib untuk menulis catatan harian, sebuah tindakan yang sangat sepele, simpel,
sederhana, ringan, dan tidak terlalu berarti bagi para mahasiswa dan politikus
yang suka pamer omong besar, ternyata telah mengubah corak teologi Islam yang
dipraktekkan di Indonesia, dan turut pula memermak konfigurasi politik Islam
Indonesia. Saat ini sebagian besar muslim dunia merekomendasikan, pola
pengamalan agama Islam di Indonesia yang ramah dan toleran selayaknya
secepatnya diteladani oleh negara-negara Islam lainnya.
Maka, untuk membuat kondisi hidup
masyarakat menjadi lebih baik, kita, kata AA Gym, hanya perlu melakoni 3M:
Mulai dari diri sendiri; Mulai dari sekarang juga; Mulai dari hal-hal kecil.
Saya tambah lagi: Mulai dari yang ada; mulai dari yang terdekat. Dengan
demikian, keterbatasan dan kekurangan tak perlu disangkal dan disembunyikan
rapat-rapat. Dua-duanya justru merupakan modal untuk merealisir sebuah
cita-cita politik yang besar. Tak perlu juga kita tergopoh-gopoh dan
terseok-seok memaksakan diri melakukan lelaku agung yang terkesan heroik. Para
sosiolog percaya, perbuatan kita, sealit apa pun dan seremeh apa pun, akan
mempengaruhi lingkungan di mana kita berada, cepat atau lambat bakal mengubah
sikon masyarakat.
Jogja,
18 Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam