YOGYA adalah daerah yang tidak bisa mengelak dari ambivalensi.
selain di belanda dan di bandung, gagasan kebangsaan mula-mula juga tercetus di
yogya dengan dua perintisnya: HB IX dan Ki Hadjar. tokoh yang pertama termasuk
dalam jajaran penguasa tradisional yang mendukung penuh kelahiran republik.
tokoh yang kedua menjalankan gagasan kebangsaannya secara struktural dan
kultural, khususnya lewat jalur pendidikan. ironisnya, justru pengikisan
gagasan kebangsaan itu juga terjadi di yogya.
di yogya, berkumpul pelajar dari berbagai daerah di
Indonesia. mereka membentuk komunitas baik formal maupun informal berdasarkan
asal-usul kedaerahan. kebanyakan komunitas kedaerahan yang saya temui
mengembangkan semacam primordialisme, meskipun ada individu-individu yang
memiliki wawasan kebangsaan, bahkan kosmopolitan. kadang-kadang, terjadi
gesekan berdarah antarkomunitas. hal ini jarang diberitakan secara nasional.
entah kenapa. ada pula komunitas kedaerahan yang sebenarnya memendam cita-cita
untuk memerdekakan daerahnya dari penjajahan Indonesia. jadi situasinya mirip
dengan komunitas pelajar hindia tempo dulu di amsterdam atau den haag yang
memendam cita-cita untuk memerdekakan bangsanya dari penjajahan belanda.
di daerah yang disanjung-sanjung sebagai indonesia kecil
karena semangat kebangsaan dan keragamannya ini, telah dan sedang tumbuh banyak
kelompok fundamental dan radikal Islam yang mempersoalkan pancasila sebagai
ideologi negara. simpatisannya dari kalangan warga asli setempat, juga terutama
dari kalangan pelajar. beberapa kampus yang sepertinya membentuk suatu jaringan
gerakan, menjadi kantong kaderisasi kelompok-kelompok islam transnasional
tersebut.
terakhir, jangan dilupakan bahwa ketika jakarta
mempermainkan predikat 'keistimewaan' yogya, rakyatnya mengadakan demonstrasi
raya sebagai pernyataan kesiapan referendum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam