Membaca buku secara sekilas dan
setengah-setangah menyebabkan salah paham. Itu yang saya alami ketika membaca
buku locher-scholten: sumatran sultanat and colonial state, yang membuktikan
adanya imperialisme belanda di jambi dari 1830-1907. Dua kali sudah saya
membaca buku bagus ini. Pada pembacaan pertama, saya menyimpulkan bahwa jambi
tidak pernah dijajah belanda. Setelah sultan taha mangkat pada 1904, perlawanan
jambi terhadap belanda masih berlangsung terus, bahkan hingga jauh setelah
kemerdekaan indonesia diproklamasikan. Sebaliknya, pada pembacaan kedua, saya
menyimpulkan bahwa jambi dijajah belanda. Paparan locher-scholten tentang
perlawanan yang meletup di jambi setelah mangkatnya sultan taha adalah pembuktian
bahwa jambi memang sungguh-sungguh dijajah belanda. Kesimpulan pertama salah.
Kesimpulan kedualah yang benar, yang sesuai dengan tesis yang diajukan
locher-scholten: tidak dapat dibantah, imperialisme belanda itu sungguh-sungguh
ada.
Untuk membuktikan tesisnya itu,
locher-scholten membuka bukunya dengan pertanyaan: adakah imperialisme belanda
itu? apakah belanda turut serta dalam imperialisme modern? apakah pasifikasi
belanda atas the outer lands, jambi salah satunya, adalah gejala imperialisme
modern yang unik? Pertanyaan-pertanyaan ini menggiring kita kepada pertanyaan
yang lebih fundamental: bagaimana imperialisme belanda itu? apa sebenarnya arti
imperialisme modern? berbagai pakar memaparkan pengertian imperialisme modern
yang berbeda-beda. Locher-scholten menyajikan perdebatan seputar definisi
imperilisme modern itu dalam bab pertama: Tema dan Teori. Teori imperialisme
modern yang dipaparkan para pakar masing-masing punya kekurangan dan kelebihan.
Yang khas dari teori-teori tersebut adalah kecenderungan mereka untuk
menyederhanakan kompleksitas kenyataan imperialisme. Locher-scholten banyak
bersepaham dengan teori imperialisme yang dibangun fieldhouse. Namun demikian,
ia tidak taklid buta saja terhadap teori fieldhouse. Ia mengkritik teori
fieldhouse. Dan buku ini, dilihat dari konteks perdebatan teoritik imperialisme
modern, adalah argumentasi tertulis atas kritik locher-scholten terhadap
teori-teori imperialisme modern yang belum memuaskan baginya; dengan maksud
untuk menyempurnakan teori imperialisme modern.
Buku ini terdiri dari pendahuluan, 9
bab, kesimpulan, dan epilog. Bab pertama, sebagaimana telah disebutkan,
menyajikan perdebatan teoritik seputar imperialisme modern, dalam hubungannya
dengan imperialisme belanda yang disangka sebagai gejala unik. Bab kedua
menjelaskan kondisi jambi dan batavia serta hubungan yang terjalin antara
keduanya sebelum 1830. Bab ketiga menguarai tentang kontrak dan kedaulatan
untuk menyelidiki apakah jambi merdeka ataukah tidak. bab keempat menerangkan
tentang kepentingan internasional di jambi, dirumuskan dalam pertanyaan: apakah
di jambi ada kepentingan internasional yang saling berebut pengaruh dan hendak
mengeruk sumber dayanya? Adakah rivalitas antara negara-negara di eropa dalam
usaha mereka untuk mencaplok jambi? jika rivalitas ini ada, maka rivalitas
tersebut dapat dijadikan sebagai bukti imperialisme belanda di jambi. bab
kelima, menceritakan praktik penaklukan belanda melalui kontrak dan ekspedisi
militer. Bab keenam, pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan dan konsekuensi
politiknya. Bab ketujuh, tari ritual. Saya belum paham garis besar kedua bab
ini. bab kedelapan, menerangkan tentang minyak sebagai sumber daya alam jambi
yang menarik interest ekonomi belanda; inilah motif ekonomi imperialisme belanda
di jambi. bab kesembilan, formasi negara dan perang geriliya. Saya juga belum
paham garis besar bab ini. kemudian kesimpulan: isolasi jambi dan imperialisme
belanda. Di sini locher-scolten membuktikan bahwa imperialisme belanda itu
nyata ada, dan ia bukan merupakan gejala unik dari imperialisme modern eropa
pada umumnya. Sifat dasar imperialisme belanda di hindia timur khususnya di outer
lands sama dengan imperialisme eropa di mana pun. dan terkahir, epilog:
kesinambungan garis sejarah dan perubahan pola. Bahkan beberapa waktu setelah
indonesia merdeka, belanda masih enggan angkat kaki dari jambi. belanda masih
punya kepentingan “imperialistis” di jambi. belanda memanfaatkan elit jambi
untuk melepaskan jambi dari NKRI. Terlepasnya jambi dari NKRI akan membuat
belanda dapat dengan mudah mengeruk cadangan minyak bumi yang melimpah di
jambi. fakta ini adalah bukti kuat akan adanya imperialisme belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam