Pernah di Tebo hidup ulama' kesohor. Orang memanggilnya Guru Latip. Konon, saking saktinya, ia bisa jalan di atas air. Dullah, bujang sebrang yang berambisi memiliki macam-macam kesaktian--termasuk jalan di atas air, memutuskan berkelana ke Tebo untuk berguru pada Guru Latip. Sesampainya di rumah Guru, setelah berbasa-basi cas-cis-cus, Dullah mengutarakan maksudnya.
"Sebenarnya, saya ingin jadi murid Guru."
"Ou. Bisa-bisa."
"Saya dengar Guru orang sakti. Bisa jalan di atas air. Saya hendak bertanya: 'Bagaimana sehingga Guru bisa jalan di atas air?' Mohon wariskan ilmu itu pada saya."
"Ou. Bisa-bisa. Tapi ada syaratnya."
"Seberat apapun syaratnya, akan saya tempuh. Apa syaratnya, Guru?"
"Aku akan turunkan ilmuku padamu, tapi jawab dulu pertanyaanku: 'Bagaiamana sehingga kau bisa jalan di atas tanah?'"
Mendengar kata-kata Guru Latip tersebut, kening Dullah kontan mengkerut, wajah tertekuk, kepala tertunduk. Diam seribu huruf.
***
Jalan di atas air? OOOU, TIDAK BISAAAAAAAAAAAAAAAA
(Lafalkan dengan sengau, seperti Sule)
facebook, 11 januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam