untuk Iqbal dan Havel
Di pangkuan nuranimu, kawan
duri mandi kembang setaman
racun minum susu di cawan
parang merobek awan
O, Betapa taring macan begitu menawan
Kau lilinkan malam
Kau cerminkan batu
Kau obatkan tuba
Kau gerabahkan lempung
Kau airkan gersang*
Memang
tanah sempat marah
api sempat benci
laut sempat merengut
namun
dedebu membumbung
embun belum bangun
Ya, ya, putra sang fajar suka merindu, bukan?
Dan biji-biji tasbihmu diam-diam buyar
Ketika geraja enggan tegak
Ada puisi cium pipimu?
Aku puisi:
Minta izin meludahimu
dan mengencingimu
supaya tubuhmu tabah di bibir mimpi
28/12/10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam