Dasar-dasar
Pendidikan
Oleh:
Mohammad Sjafei
Rumusan Ringkas
TUHAN YANG MAHA KUASA menciptakan seluruh alam dengan sekalian
isinya dan terus mengaturnya.
Pada ciptaan itu dapat dilihat berbagai-bagai hal:
1.
Keaktifan yang sangat
besar dalam berbagai bentuk.
2.
Pada
keaktifan itu ada batasnya.
3.
Keaktifan itu
berjalan menurut dalil-dalil tetap,
sekali-kali tidak berkacau-balau
saja.
4.
Di alam
terdapat keseimbangan atau harmoni.
5.
Keaktifan di
alam berjalan menurut bakat.
6.
Pada ciptaan
itu terdapat juga ukuran-ukuran yang
tetap.
7.
Pada ciptaan
yang bernyawa atau hidup ada perjuangan
hidup.
8.
Di alam
terdapat juga sesuatu yang merusakkan
tetapi di samping itu terdapat juga kekuatan yang bisa menghalangi kerusakan itu.
9.
Di alam lepas
banyak terdapat keindahan (estetika).
10.
Di alam
terdapat juga pembagian pekerjaan
yang teratur.
11.
Akibat
pembagian itu di bumi timbul perbedaan-perbedaan mengenai: iklim,
tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia, atau makhluk lain-lain.
12.
Manusia
diperlengkapi dengan berbagai-bagai alat dalam tubuhnya sehingga dapat
merasakan, memikirkan, menciptakan berbagai-bagai soal.
13.
Manusia
dianugerahi Tuhan otak yang bisa dipergunakan untuk menyelami rahasia-rahasia
alam yang tidak terbilang banyaknya, dan ada faedahnya untuk kebahagiaan umat.
14.
PENDIDIKAN
YANG DIDASARKAN ATAS CONTOH-CONTOH YANG TERDAPAT DALAM CIPTAAN TUHAN PASTI AKAN
MEMBAWA BAHAGIA BAGI DIRI, NUSA DAN BANGSA DAN KEMANUSIAAN SERTA AGAMA.
NB:
artikel ini diambil dari Dasar-dasar Pendidikan, hal. 138. Buku ini dikarang
oleh Mohammad Sjafei, pendiri INS Kayu Tanam. Walaupun sama-sama berniat
memajukan pendidikan nasional, dalam mencari dan membangun konsep pedagogisnya,
Mohammad Sjafei dan Ki Hadjar Dwanatara/Ki Mangunsarkoro menempuh pendekatan
yang berbeda, dan oleh karena itu, cukup bertolak belakang dalam beberapa
prinsip. Ki Hadjar/Ki Mangunsarkoro lebih memandang pedagogi dengan pendekatan
ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, ekonomi-politik, sosiologi, dan psikologi.
Mohammad Sjafei sendiri lebih memandang pedagogi dengan pendekatan ilmu-ilmu
alam, wabilkhusus fisika. Tan Malaka juga memakai pendekatan fisika untuk
merancang filsafat sosialnya. Sepertinya, seloko alam terbentang menjadi guru
sungguh-sungguh dihayati oleh dua tokoh pergerakan dari Minangkabau itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam