Pemimpin tidak bekerja sendirian. Untuk me-nyatakan visinya—para
motivator “menerjemahkan” visi ini sebagai mimpi—pemimpin harus menghidupkan
segenap sumber daya manusia yang tersedia. Tanpa harus memakai tangan besi, dia
terampil menggerakkan orang-orang di sekelilingnya dengan bahasa verbal maupun
non-verbal.
Dia mengerti arti kerja sama, kebersamaan, dan pengorbanan. Tapi
dia juga sadar bahwa ego tidak mesti dihilangkan atau dimatikan. Sebaliknya,
ego harus dihidupkan sehidup-hidupnya selama tidak melanggar hukum sosial. Ego membuat
manusia bisa survive hingga sekarang, menjadi jawara dalam kancah seleksi alam.
Ego adalah ciri dari manusia yang hidup.
Tugas organisasi adalah menjaga dan mengembangkan kemanusiaan
dan potensi manusia. Adat organisasi jangan sampai membunuh subjektivitas
manusia yang menjadi anggotanya. Prestasi sesungguhnya dari sebuah organisasi
bukan prestasi pemimpinnya seorang diri, namun merupakan kumpulan dari
aksi-aksi para anggotanya seberapa pun kecil dan tak berartinya aksi tersebut.
Bagi pemimpin, sampah akan tampak bak bulan purnama. Setiap manusia memiliki
potensi istimewa. Tugas pemimpin adalah menemukan potensi terpendam itu dan
membuat si empunya potensi percaya diri untuk menampilkan dan memanfaatkan
potensi itu demi tujuan organisasi.
Pemimpin tidak lahir dari ruang vakum. Dia tumbuh dari, dan
besar dalam, lingkungan tertentu. Dia memperoleh kekuatan rohani dari
orang-orang disekitarnya yang dicintainya. Orang itu mungkin ibunya, ayahnya,
istrinya, anaknya, atau rakyatnya, atau kekasihnya. Bayangan wajah mereka
mendorong pemimpin untuk berani membuat dan me-nyatakan mimpi, meninggalkan
zona aman, tidak takut memasuki dunia baru yang sama sekali asing baginya.
Tantangan, hambatan, dan ancaman dia terima dengan positif dan kreatif. Dia menaklukkan
pesimisme dan kepasrahan negatif dengan rasa cinta. Dengan rasa cinta itu pula
dia dapat sabar saat melakukan apa yang dikira oleh orang banyak tidak mungkin
dilakukan.
Pemimpin tidak mesti orang yang paling pintar. Tetapi pemimpin
adalah orang yang mau dan siap belajar-dalam-proses. Belajar membutuhkan tingkat
keberanian yang lebih tinggi daripada keberanian untuk berkelahi atau main
debus. Dalam belajar, pemimpin tidak sedang bertindak mengalahkan orang lain,
dia sedang mengalahkan emosi-emosi negatif yang bersarang dan berkembang biak dalam
alam bawah sadarnya.
Setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin. Apakah
potensi itu dapat diaktualkan dan dikembangkan tergantung dari seberapa ideal
kondisi lingkuangan tempat dia hidup dan seberapa keras kemauannya untuk
mewujudkan mimpi kolektif komunitasnya.
Tuhan menghendaki setiap orang menjadi pemimpin,
sekurang-kurangnya bagi dirinya sendiri atau bagi keluarganya. Oleh karena itu,
Dia menguji manusia dengan pelbagai bentuk cobaan. Cobaan-cobaan itu dapat
berupa anugerah maupun bencana. Seorang pemimpin akan tidak terlena dengan
melimpahnya anugerah yang membanjiri kehidupannya. Ingatannya terhadap putaran
roda kehidupan begitu kuat. Dia tidak layu atau berunjuk rasa kepada tuhan
ketika didatangi bencana silih berganti. Dia menikmati balak itu, bersukur dan
berbagi sukur kepada sesama. Dia bisa menempatkan diri dengan baik dan
menjadikan tempatnya berdiri itu sebagai rumah di mana dia kerasan tinggal di
dalamnya, meskipun pada faktanya rumah tersebut sangat tak layak huni. Karena
keberadaannya, rumah itu justru terasa nyaman, cantik, mempesona.
Pemimpin adalah melati wangi bagi lingkungannya, sedangkan
lingkungannya adalah tanah tempat mimpi-mimpinya tumbuh meninggi. Pemimpin
adalah cahaya yang tak minta diterangi, tetapi menerangi sekelilingnya. Dia mendapatkan
cahaya itu dari tuhan, seperti bulan mendapatkan cahaya dari matahari. Dengan
demikian, selagi matahari masih terbit, pemimpin tidak akan kehabisan cadangan
cahaya.
Satu-satunya cara untuk menjadi pemimpin adalah mendekatkan diri
kepada tuhan, patuh menuruti sunnatullah. Ini tak mudah bagi pribadi yang tak
taat hukum seperti saya.
yogyakarta, januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam