Syarat
menjadi guru yang pertama adalah tulus. Tulus tidak mungkin diamalkan tanpa
kemandirian. Maka syarat menjadi guru berikutnya adalah mandiri.
Kemandirian
yang paling pokok adalah kemandirian ekonomi. Tidak mandiri secara ekonomi, guru
akan kehilangan komitmen amongnya, tidak lagi memusatkan perhatian pada anak,
dan lunturlah ketulusannya. Bila guru mandiri secara ekonomi, keyakinannya akan
selalu bertambah dan bertambah mantap.
Ketulusan
dan keyakinan ini adalah syarat dan modal utama untuk menjadi guru. Ketulusan
dan keyakinan ini pula yang mula-mula ditransfer guru kepada murid-muridnya.
Adapun materi kurikuler adalah urusan sekunder. Murid yang tulus dan yakin
adalah murid yang mandiri adalah murid yang mempunyai semangat belajar dan
semangat hidup yang tinggi. Ia akan belajar sendiri, dengan cara dan gayanya
sendiri, menurut cita-cita dan batas kemampuannya sendiri.
Tetapi
itu bukan berarti guru lepas tangan sama sekali terhadap pengajaran materi
kurikuler dan peningkatan kompetensi intelektual murid. Guru tetap memupuk
potensi kognitifnya. Namun, ada yang lebih esensial ketimbang memupuk potensi
kognitif, yaitu mengajarkan ketulusan dan keyakinan; mengajarkan agama, karena
agama identik dengan ketulusan dan keyakinan; mengajarkan kemahaesaan tuhan
(tauhid).
Yogyakarta, 9
Juli 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam