maka
kunanti-nanti mati, sebab dia bagai bidadari
akan
menghampiriku, dengan wajahnya tersenyum manis
menghantarku
meniti tujuh lapis langit, menjumpai ruh seluruh puisi
hampa atas hampa. tiada semua makna.
tiada
tiada segala milik dan arti. tiada
tiada tanya tiada jawab. tiada cahaya
tiada gelap
maka
kunanti-nanti mati, sebab dia adalah bidadari
akan
melengkapi sepi yang kukumpulkan dari hulu sampai hilir
hari
demi hari, hati demi hati, satu demi satu
akan
merampungkan puisi yang belum mampu
kutemukan
sendiri barisnya yang terakhir
maka
kunanti-nanti mati
sebab
dialah puisi sejati itu
dialah
suluh hidup itu
yogyakarta, 13
juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam