kenapa
kau kini tak menulis? tak.
aku
sedang tidak bisa menulis
mataku
belum sembuh dari rindunya
percuma
aku menulis. jika aku berkeras menulis
yang
akan terbaca hanya perempuan, biru, air,
dan
sedikit pagi yang bimbang dan sepi yang menganga lapar
lebih
benar aku berdiam dulu, menyisih dari lalu lintas kata-kata
mendekam
dalam badan pedagang dan peladang
sampai
kapan kau tak menulis? entah.
mungkin
sampai bisa kujinakkan rindu.
atau
sampai buta mataku. atau sampai tanah menyuruhku
mendaurulang
huruf-huruf yang serentak rontok dari pohon itu
menggembalakan
mereka berkumpul pada pusara padang padi yang ijo royo-royo
sambil
memangkas cemas yang kabarnya akan mengirim sepuluh puting beliung
untuk
menghapus nafas-nafasku menghempas-hempaskan harapanku.
entah.
aku sendiri ragu kini: apa aku (masih) bisa menulis (lagi)?
Yogyakarta, Juli 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam