akhirnya
akan begitu. kita lalu tua
menjangkau
kanak-kanak yang telah rontok
dari
pikiran kita yang semakin srimpi
kita simpan zapin di antara lipatan penambahan dan
perkalian
sembari sembunyi-sembunyi merindukan tambur dan
rebana
dan sayup-sayup menyenandungkan indung-indung dalam
bisu masing-masing
pada
malam ketujuh belas, kita buka jendela belakang rumah
melompat
ke halaman berlari menghadapi batang hari lantas menyelami hulu hatinya
mencari
keping-keping basmalah yang menghilang
bakda
perang tanding bida dan tapa
memang kita akan begitu: tua, dan sempurna
menghitung seberapa lapang lubang kubur
gemetar menanti mati, tetapi tambah jalang
berceloteh
seperti bocah belum kenal kata dan tanda baca
kita
akan begitu: matang, tua, jatuh, mati.
tanpa
basmalah. dan tanpa hamdalah
Yogyakarta, 8-12 Juli 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam