23/11/12

antara dentang-denting pedang keris


antara dentang-denting pedang keris menyanyi ia
seperti semerbak cempaka meruap dari tumpukan bangkai
       tapi waktu tak menghentikan detaknya
       deras mengalir membabat ayat-ayat hayat
       dengar, o dengarlah, ada anak megap-megap
       mengharap napas yang sudah dibayarkan
       bagi ibunya. ada lidah melepas doa sesudah sedih sesal
       setelah pemakaman pahlawan pecundang
“tak sekali pun kita menang,” keluh hening, kala amukan bah reda
kala nuh meninggalkan bahteranya jauh-jauh, dengan kepala layu.

yogyakarta, 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam