18/01/13

Penjajahan di Jambi


Membaca buku secara sekilas dan setengah-setangah menyebabkan salah paham. Itu yang saya alami ketika membaca buku locher-scholten: sumatran sultanat and colonial state, yang membuktikan adanya imperialisme belanda di jambi dari 1830-1907. Dua kali sudah saya membaca buku bagus ini. Pada pembacaan pertama, saya menyimpulkan bahwa jambi tidak pernah dijajah belanda. Setelah sultan taha mangkat pada 1904, perlawanan jambi terhadap belanda masih berlangsung terus, bahkan hingga jauh setelah kemerdekaan indonesia diproklamasikan. Sebaliknya, pada pembacaan kedua, saya menyimpulkan bahwa jambi dijajah belanda. Paparan locher-scholten tentang perlawanan yang meletup di jambi setelah mangkatnya sultan taha adalah pembuktian bahwa jambi memang sungguh-sungguh dijajah belanda. Kesimpulan pertama salah. Kesimpulan kedualah yang benar, yang sesuai dengan tesis yang diajukan locher-scholten: tidak dapat dibantah, imperialisme belanda itu sungguh-sungguh ada.

Untuk membuktikan tesisnya itu, locher-scholten membuka bukunya dengan pertanyaan: adakah imperialisme belanda itu? apakah belanda turut serta dalam imperialisme modern? apakah pasifikasi belanda atas the outer lands, jambi salah satunya, adalah gejala imperialisme modern yang unik? Pertanyaan-pertanyaan ini menggiring kita kepada pertanyaan yang lebih fundamental: bagaimana imperialisme belanda itu? apa sebenarnya arti imperialisme modern? berbagai pakar memaparkan pengertian imperialisme modern yang berbeda-beda. Locher-scholten menyajikan perdebatan seputar definisi imperilisme modern itu dalam bab pertama: Tema dan Teori. Teori imperialisme modern yang dipaparkan para pakar masing-masing punya kekurangan dan kelebihan. Yang khas dari teori-teori tersebut adalah kecenderungan mereka untuk menyederhanakan kompleksitas kenyataan imperialisme. Locher-scholten banyak bersepaham dengan teori imperialisme yang dibangun fieldhouse. Namun demikian, ia tidak taklid buta saja terhadap teori fieldhouse. Ia mengkritik teori fieldhouse. Dan buku ini, dilihat dari konteks perdebatan teoritik imperialisme modern, adalah argumentasi tertulis atas kritik locher-scholten terhadap teori-teori imperialisme modern yang belum memuaskan baginya; dengan maksud untuk menyempurnakan teori imperialisme modern.

Buku ini terdiri dari pendahuluan, 9 bab, kesimpulan, dan epilog. Bab pertama, sebagaimana telah disebutkan, menyajikan perdebatan teoritik seputar imperialisme modern, dalam hubungannya dengan imperialisme belanda yang disangka sebagai gejala unik. Bab kedua menjelaskan kondisi jambi dan batavia serta hubungan yang terjalin antara keduanya sebelum 1830. Bab ketiga menguarai tentang kontrak dan kedaulatan untuk menyelidiki apakah jambi merdeka ataukah tidak. bab keempat menerangkan tentang kepentingan internasional di jambi, dirumuskan dalam pertanyaan: apakah di jambi ada kepentingan internasional yang saling berebut pengaruh dan hendak mengeruk sumber dayanya? Adakah rivalitas antara negara-negara di eropa dalam usaha mereka untuk mencaplok jambi? jika rivalitas ini ada, maka rivalitas tersebut dapat dijadikan sebagai bukti imperialisme belanda di jambi. bab kelima, menceritakan praktik penaklukan belanda melalui kontrak dan ekspedisi militer. Bab keenam, pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan dan konsekuensi politiknya. Bab ketujuh, tari ritual. Saya belum paham garis besar kedua bab ini. bab kedelapan, menerangkan tentang minyak sebagai sumber daya alam jambi yang menarik interest ekonomi belanda; inilah motif ekonomi imperialisme belanda di jambi. bab kesembilan, formasi negara dan perang geriliya. Saya juga belum paham garis besar bab ini. kemudian kesimpulan: isolasi jambi dan imperialisme belanda. Di sini locher-scolten membuktikan bahwa imperialisme belanda itu nyata ada, dan ia bukan merupakan gejala unik dari imperialisme modern eropa pada umumnya. Sifat dasar imperialisme belanda di hindia timur khususnya di outer lands sama dengan imperialisme eropa di mana pun. dan terkahir, epilog: kesinambungan garis sejarah dan perubahan pola. Bahkan beberapa waktu setelah indonesia merdeka, belanda masih enggan angkat kaki dari jambi. belanda masih punya kepentingan “imperialistis” di jambi. belanda memanfaatkan elit jambi untuk melepaskan jambi dari NKRI. Terlepasnya jambi dari NKRI akan membuat belanda dapat dengan mudah mengeruk cadangan minyak bumi yang melimpah di jambi. fakta ini adalah bukti kuat akan adanya imperialisme belanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam