18/02/13

Apresiasi Puisi 3



PERTAPAAN BONEKA

oleh: Iman Budhi Santosa

Biarkan sesekali anak-anak mengenal api
belajar menari sambil menarik pedati.
Mengejar bukti kelahirannya bukan sekadar mimpi
meskipun akhirnya harus mengepak meniru merpati

Biarkan mereka bertanya sejenak sehabis mengaji
mengenai sungai susu yang di sorga
atau matematika, sebelum kembali menjadi boeka di rumahnya;
biara bagi calon pendeta
penginapan anak-anak manja.

Biarkan mereka memahami jengkerik berbunyi
disebabkan gesekan sayap dan kaki
bagaimana ular berganti kulit pada pertapaannya
yang tersembunyi, ataupun mengintip jantung pisang
yang keluarnya senantiasa malam hari

Pada saatnya nanti
biarlah mereka mendengarkan sendiri
kebenaran dan ayat-ayat Tuhan
yang diterimanya dalam Sunyi

1989

NB: puisi ini dipetik dari antologi Matahari-matahari Kecil (Grasindo, 2004), h. 31.


Parafrase
Biarkan sesekali anak-anak mengenal api. Biarkan mereka belajar menari sambil menarik pedati. Biarkan mereka mengejar bukti kelahirannya—bukan sekadar bermimpi—meskipun mereka akhirnya harus mengepak meniru merpati.

Biarkan mereka sehabis mengaji bertanya sejenak mengenai sungai susu yang di sorga atau matematika, sebelum kembali ke rumah mereka. Rumah mereka adalah biara bagi calon pendeta. Rumah mereka adalah penginapan anak-anak manja.

Biarkan mereka memahami bahwa jengkerik berbunyi disebabkan gesekan sayap dan kakinya. Biarkan mereka memahami bagaimana ular berganti kulit pada pertapaannya yang tersembunyi. Atau biarkan mereka mengintip jantung pisang yang keluarnya senantiasa di malam hari.

Pada saatnya nanti, biarlah mereka mendengarkan sendiri kebenaran ayat-ayat Tuhan yang diterimanya dalam Sunyi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam