07/11/11

air


air 21

mengapa para penyair memuisikan cinta? jelas, terang air, bukan karena mereka sedang jatuh cinta, tetapi karena mereka sedang melaku membangun asmara jati. cinta yang bagaimana? tentu, jawab air, bukan cinta entah berentah anak muda yang melayang-layang tak genah, melainkan cinta yang ber(se)tubuh, berkeringat, berlukaduka. seperti cinta ibrahim? bening air hanya hening. dia tak menjawab lagi.

jogjakarta, hari raya kurban


Air 26
sungai yang mengetahui di mana alamat gunung dan lautnya akan tergoda untuk mencari ibu yang lain dan akan sengaja tidak menyampaikan diri kepada laut, karena di sana tidak ada sedebu pun rahasia lagi, sementara oksigen sungai adalah teka-teki hujan yang mesti sangat sulit sehingga jawaban dari teka-teki itu tidak mungkin akan ditemukan. bagi adam, memahami nama-nama juga merupakan bencana; bencana yang barangkali lebih berat daripada menyusun mimpi untuk hidup kekal: mengabadikan segala nikmat yang (mengapa selalu hanya) sejenak. walaupun ukuran laut begitu luas tetapi dia harus tetap tersembunyi dari mata sungai supaya sawah tidak mengalami kekeringan dan anak-anak petani masih bisa makan dengan lahap dan bermain dengan senyum. oleh karena itu, pada saat-saat tertentu air berhenti bicara dan aku hanya mampu mendengar sunyi yang menyanyi, mengerang, menangis, atau berbisik, atau terkekeh.

yogya, november 2011

air 27
air sungai tidak berhenti mengalir sebelum menyatu dengan laut. Tidak ada yang mampu menghalangi tapa kelananya. Tidak malam. Tidak dam. Apalagi tangan manusia  yang hanya punya sepuluh jari. Pada titimangsanya—saya tak tahu-pasti kapan itu akan terjadi—dia akan rampung melakoni fungsi dan tugasnya, sebagai kantong-bolong, secara paripurna, tepat ketika paru-parunya berhenti mengembang-mengempis.
Yogya, selasa, 15 november 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam