01/11/11

gazal gasal


hari ini tak ada
tak ada penjaja sajak
seperti hari-hari sebelum dan sesudahnya
ketika matahari terbit untuk tenggelam
selalu begitu, begitu melulu

hari ini hanya ada
seruling yang ditiup tipis
rebana yang ditalu lirih
dan ronggeng yang tiba-tiba menari bedaya
dengan tubuhnya menyambung hikayat
tentang nama yang sedang sekarat

hari ini ada
ada sajak yang seketika melintas
seperti cinta yang semaunya datang dan lepas
ketika matahari rutin terbit tenggelam
sembari merayuku bertanya:
mengapa panas api menyimpan cerah dan merah
pada senja, sampan melaju penuh gairah?

hari ini ada
masih ada sajak
kupersembahkan kepadamu saja

yogyakarta, 1 november 2011

Ifa Isfansyah, sutradara muda dari Yogyakarta, mengadaptasi film ini dari magnum opus Ahmad Tohari, Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk. Bagi siapapun yang namanya terkait-sangkut dalam huru-hara 1960-an, "Sang Penari" punya arti politis tertentu. Kehadiran film ini mengisyaratkan bahwa kita telah berani mengingat apa yang selama ini sengaja dilupakan secara sistemik. Tribut untuk "Sang Penari".




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam