24/11/11

spasi


I

kita pernah bergandengan tangan
bersai menyisiri tepi sungai:
mengamati angin-angin ungu
hinggap pada bulu mata haru
sejenak menyekap matahari
membanting jam dinding
diam-diam menunggu salju putih
berduyun-duyun turun di batanghari


II

kita pernah bersama memilih nama
memahatnya pada tiap kitab:
tanah kosong yang kasang
kali kadir yang anyir
tali letih yang merintih

namun wahyu tiba-tiba jatuh menghunus:
hari ini tidak ada nabi lagi
hanya bayi-bayi masih lahir
menangis belajar berjalan dan bicara
hanya ibu-ibu masih hadir
menyuguhkan tubuh dan air susunya
pada malam perjamuan
para lupa yang terluka dan berduka


III

selamat jalan. tapi
dalam puisi kita abadi.

november 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam