08/03/15

Teks Eksplanasi

 Pengertian
Teks eksplanasi adalah teks yang bertujuan untuk menjelaskan secara kausal proses terjadinya suatu fenomena alam atau fenomena sosial, misalnya bencana alam (tsunami, banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan lain-lain) dan masalah sosial (tawuran, pembegalan, dan lain-lain). Kata ‘eksplanasi’ diserap dari bahasa Inggris, explanation, artinya ‘menjelaskan’ atau ‘menerangkan’. Yang dijelaskan adalah fenomena alam atau sosial tertentu.

Dalam teks ekplanasi diterangkan apa pengertian suatu fenomena alam atau sosial tertentu, apa penyebab dan akibatnya, bagaimana proses terjadinya, dan bagaimana kita memaknai fenomena alam atau sosial tersebut. Pemaknaan atau penafsiran ini bersifat opsional, artinya tidak harus dan tidak selalu ada dalam teks eksplanasi.

Struktur
Struktur teks eksplanasi terdiri atas pernyataan umum (pembukaan), deretan penjelasan, dan interpretasi (yang bersifat opsional).

Pernyataan umum terletak pada bagian awal atau bagian pembuka teks, yaitu pada paragraf pertamanya. Dalam pernyataan umum, penulis menjelaskan pengertian fenomena alam atau sosial yang menjadi objek tulisannya. Adakalanya dalam pernyataan umum ini telah disebutkan penyebab dan akibat fenomena alam atau sosial yang dijelaskan itu, tetapi secara singkat, untuk kemudian dijabarkan secara lebih luas pada bagian teks eksplanasi berikutnya, yaitu deretan penjelasan.

Deretan penjelasan berisi keterangan tentang proses terjadinya fenomena alam atau sosial yang pengertiannya sudah dipaparkan pada bagian pernyataan umum. Deretan penjelasan menjawab bagaimana sehingga fenomena alam atau sosial tertentu terjadi. Dengan demikian, deretan penjelasan menerangkan sebab-sebab terjadinya fenomena alam atau sosial terseebut. Tidak hanya itu, deretan penjelasan juga menerangkan akibat-akibatnya.

Deretan penjelasan adalah inti teks eksplanasi. Sebab, dalam bagian deretan penjelasan inilah dipaparkan secara cukup luas kausalitas atau sebab-akibat suatu fenomena alam atau sosial.

Panjang bagian penjelasan tidak ditentukan. Ukuran deretan penjelasaan bukan panjang atau pendeknya, sedikit atau banyaknya paragraf. Ukurannya adalah pertama, kejelasan dan ketuntasan paparan. Jelas, artinya paparan dapat dipahami pembaca. Tuntas, artinya informasi-informasi yang diperlukan untuk memahamkan pembaca sudah dipaparkan. Kedua, keruntutan atau kelogisan. Apa yang  penulis pahami sebagai sebab dan apa yang dia pahami sebagai akibat terhubung secara logis.

Bagian terakhir dari teks eksplanasi adalah interpretasi. Interpretasi sifatnya opsional, boleh ada, boleh pula tidak ada. Namun demikian, bagian interpretasi sebaiknya dicantumkan dalam setiap teks eksplanasi. Sebab, bagian interpretasi dalam teks eksplanasi berfungsi sebagai semacam penutup tulisan. Tanpa bagian interpretasi, tulisan terasa menggantung atau belum rampung.

Interpretasi adalah kata serapan dari bahasa Inggris, interpretation, artinya (1) ‘pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu; (2) tafsiran (KBBI Edisi IV, h. 543). Interpretasi dalam teks eksplanasi adalah penafsiran atau pemaknaan penulis terhadap fenomena alam atau fenomena sosial yang dijelaskannya. Interpretasi merupakan kesimpulan yang kita tarik setelah kita memahami pengertian, sebab, akibat, dan proses terjadinya fenomena alam atau sosial itu.

Pemakanan ini bisa bersifat teoretis atau moralistis. Pemaknaan teoretis merupakan kelanjutan penalaran dari logika sebab-akibat yang dibangun pada bagian deretan penjelasan. Pemaknaan moralistis merupakan sikap yang sebaiknya atau seharusnya kita ambil dalam menghadapi fenomena alam atau sosial yang dijelaskan.

Contoh 1
GEMPA BUMI

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi karena pergerakan lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi. Peristiwa alam itu sering terjadi di daerah yang berada dekat dengan gunung berapi dan juga di daerah yang dikelilingi lautan luas.

Gempa bumi terjadi karena pergeseran lapisan bawah bumi dan letusan gunung yang dahsyat. Selain itu, gempa bumi terjadi begitu cepat dengan dampak yang begitu hebat. Oleh karena itu, akibat yang ditimbulkan sangat luar biasa. Getaran gempa bumi sangat kuat dan merambat ke segala arah sehingga dapat menghancurkan bangunan dan menimbulkan korban jiwa.

Berdasarkan penyebab terjadinya, gempa bumi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik. Gempa tektonik terjadi karena lapisan kerak bumi menjadi genting atau lunak sehingga mengalami pergerakan. Teori Tectonic Plate berisi penjelasan bahwa bumi kita ini terdiri atas beberapa lapisan batuan. Sebagian besar daerah lapisan kerak ini akan hanyut dan mengapung di lapisan, seperti halnya salju. Lapisan ini bergerak sangat perlahan sehingga terpecah-pecah dan bertabrakan satu dengan yang lainnya. Itulah sebabnya mengapa gempa bumi terjadi. Sementara itu, gempa bumi vulkanik terjadi karena adanya letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Gempa vulkanik ini lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan gempa tektonik.

Gempa dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal musim. Meskipun demikian, konsentrasi gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja, seperti pada batas Pelat Pasifik. Tempat ini dikenal dengan lingkaran api karena banyaknya gunung berapi.

Sumber: Buku Siswa Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII , Bahasa indonesia Wahana Pengetahuan (2013), hal. 129.

Contoh 2
TSUNAMI

Kata "tsunami" berasal dari bahasa Jepang tsu yang berarti 'pelabuhan' dan nami yang berarti 'gelombang'. Namun, para ilmuwan mengartikan tsunami dengan 'gelombang pasang' (tidal wave) atau dikenal juga dengan sebutan gelombang laut karena gempa (seismic sea waves). Tsunami adalah serangkaian gelombang yang terbentuk karena gempa atau letusan gunung berapi di bawah laut atau di daratan dekat pantai. Gelombangnya yang besar menyebabkan banjir dan kerusakan saat menghantam pantai.

Tsunami tercipta saat permukaan dasar laut bergerak naik turun di sepanjang patahan selama gempa terjadi. Patahannya menyebabkan keseimbangan air menjadi terganggu. Makin besar daerah patahan yang terjadi, makin besar pula tenaga gelombang yang dihasilkan. Selain itu, tsunami juga tercipta karena meletusnya gunung berapi yang menyebabkan pergerakan air di laut atau perairan sekitarnya sangat tinggi. Gelombang yang besar menyebabkan banjir dan kerusakan saat menghantam pantai.

Gelombang tsunami yang terjadi di laut melaju lebih cepat daripada gelombang normal. Gelombang tersebut menyebar ke segala arah dengan ketinggian 30 sampai dengan 50 meter dan kecepatan sekitar 800 km/jam. Ketika gelombang tsunami memasuki air dangkal, kecepatannya akan menurun dan ketinggiannya akan bertambah. Ketinggian gelombang itu juga bergantung pada bentuk pantai dan kedalamannya. Gempa bumi yang terjadi di dasar laut sangat berpotensi menimbulkan tsunami dan sangat berbahaya bagi manusia.

Kamu tidak perlu khawatir karena tidak semua gempa dan letusan gunung berapi menyebabkan tsunami dan tidak semua tsunami menimbulkan gelombang besar. Tsunami selalu menyebabkan kerusakan besar bagi manusia. Kerusakan yang paling besar terjadi ketika gelombang besar tsunami itu mengenai permukiman manusia sehingga menyeret apa saja yang dilaluinya.

Sumber: Buku Siswa Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII , Bahasa indonesia Wahana Pengetahuan (2013), hal. 115-116.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam