21/12/11

pendidikan 11

Dasar-dasar Pendidikan

Oleh: Mohammad Sjafei

Rumusan Ringkas

TUHAN YANG MAHA KUASA menciptakan seluruh alam dengan sekalian isinya dan terus mengaturnya.

Pada ciptaan itu dapat dilihat berbagai-bagai hal:

1.               Keaktifan yang sangat besar dalam berbagai bentuk.

2.              Pada keaktifan itu ada batasnya.

3.              Keaktifan itu berjalan menurut dalil-dalil tetap, sekali-kali tidak berkacau-balau saja.

4.              Di alam terdapat keseimbangan atau harmoni.

5.              Keaktifan di alam berjalan menurut bakat.

6.              Pada ciptaan itu terdapat juga ukuran-ukuran yang tetap.

7.              Pada ciptaan yang bernyawa atau hidup ada perjuangan hidup.

8.              Di alam terdapat juga sesuatu yang merusakkan tetapi di samping itu terdapat juga kekuatan yang bisa menghalangi kerusakan itu.

9.              Di alam lepas banyak terdapat keindahan (estetika).

10.           Di alam terdapat juga pembagian pekerjaan yang teratur.

11.            Akibat pembagian itu di bumi timbul perbedaan-perbedaan mengenai: iklim, tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia, atau makhluk lain-lain.

12.           Manusia diperlengkapi dengan berbagai-bagai alat dalam tubuhnya sehingga dapat merasakan, memikirkan, menciptakan berbagai-bagai soal.

13.           Manusia dianugerahi Tuhan otak yang bisa dipergunakan untuk menyelami rahasia-rahasia alam yang tidak terbilang banyaknya, dan ada faedahnya untuk kebahagiaan umat.

14.           PENDIDIKAN YANG DIDASARKAN ATAS CONTOH-CONTOH YANG TERDAPAT DALAM CIPTAAN TUHAN PASTI AKAN MEMBAWA BAHAGIA BAGI DIRI, NUSA DAN BANGSA DAN KEMANUSIAAN SERTA AGAMA.

NB: artikel ini diambil dari Dasar-dasar Pendidikan, hal. 138. Buku ini dikarang oleh Mohammad Sjafei, pendiri INS Kayu Tanam. Walaupun sama-sama berniat memajukan pendidikan nasional, dalam mencari dan membangun konsep pedagogisnya, Mohammad Sjafei dan Ki Hadjar Dwanatara/Ki Mangunsarkoro menempuh pendekatan yang berbeda, dan oleh karena itu, cukup bertolak belakang dalam beberapa prinsip. Ki Hadjar/Ki Mangunsarkoro lebih memandang pedagogi dengan pendekatan ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, ekonomi-politik, sosiologi, dan psikologi. Mohammad Sjafei sendiri lebih memandang pedagogi dengan pendekatan ilmu-ilmu alam, wabilkhusus fisika. Tan Malaka juga memakai pendekatan fisika untuk merancang filsafat sosialnya. Sepertinya, seloko alam terbentang menjadi guru sungguh-sungguh dihayati oleh dua tokoh pergerakan dari Minangkabau itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam