22/03/11

jangan jalan-jalan lagi

/1/

Di sepanjang jalan jenderal sudirman
aku hanya bertemu dengan seragam dan senapan
yang menyalak galak. lupa sapa, apa, dan siapa
yang angkuh di hadapan pejalan kaki, tukang becak, dan sebaris angkringan

Di sepanjang jalan kusuma negara
aku hirup bau busuk mayat warga kota:
para pahlawan yang menanti kandil
sambil meminta-minta pahala
berjejer terlalu rapi di trotoar
seperti tentara yang takut pada gertak komandannya
padahal mereka intel yang kepingin mengkudeta juga

Di sepanjang jalan ahmad dahlan
bergerumbul salon, distro, dan papan-papan iklan
merayuku membeli lipstik dan bedak dan wewangian
“Kau akan kudandani agar rupawan
Di sini peragaan busana digelar saban malam
Tinggal melenggak-lenggok saja di atas catwalk
Maka kau bakal jadi pujaan tuan-tuan jutawan,”
kata si pelayan yang benar-benar menawan


/2/

Akan aku perpanjang jalan-jalan ini?


Jogja, 7 Februari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam