22/03/11

potret retak seorang patriot

setelah pertigaan yang merayau
bayang seorang pejalan
kaki yang sedang merindu ibu
bisunya, merayap menggelombang di muka
genangan air. kelimun
besi-besi bising melintas.
barisan beringin lesu memelas.

"mendung masih taat berkencing gerimis.
air tawar juga masih suka
bersetubuh dengan serbuk teh, bubuk kopi,
dan butir-butir gula pasir," bunyi surel
yang ibu kirim lewat dingin
yang susu yang amis yang manis--
setarikan napas lalu.

aku malu, ibu
berburu di gurun guru yang jauh:
tidur tanpa baju dan celana
makan tanpa lidah dan lambung
aku mau, ibu
menyuntingmu
menceraimu

jogja, 27-28 februari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam