04/09/11

hubungan


Semakin banyak teman, semakin banyak musuh. Kenapa? Semakin intens komunikasi dengan keluarga, semakin sering bertengkar dengan keluarga. Kenapa? Semakin lama menjalin hubungan dengan kekasih, semakin kerap bersitegang dengannya. Kenapa?

Tak mudah menjawabnya. Tetapi kesalahan tidak sepatutnya dilayangkan kepada orang lain. Kesalahan sebenarnya ada dalam diri kita sendiri: kebodohan, kejahiliyahan. Hubungan yang retak dan kandas tidak melulu disebabkan oleh faktor eksternal, semacam fitnah dan provokasi pihak ketiga, melainkan seringkali disebabkan oleh faktor internal, yakni ketakmampuan kita mendefenisikan apa itu hubungan yang ideal dan bagaimana cara pengejawantahannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak ada mata pelajaran yang secara khusus membahas tema ini di sekolah. Seorang mahasiswa tidak akan mendapatkan pelajaran ini di kampus. Bahkan para guru dan dosen sekali pun bukan merupakan begawan yang terlatih dalam membina hubungan. Mereka harus menghadapi perceraian, adu mulut dengan walimurid, atau adu otot dengan murid, sebagaimana terjadi di Papua baru-baru ini. Jarang sekali kita melihat adanya hubungan koeksistensif antara sekolah dan masyarakat atau kampus dan masyarakat. Kampus berjalan sendiri ke arah utara, sedangkan masyarakat berjalan sendiri ke arah selatan.

Sadar atau tidak, hubungan sebagai tema yang penting kian dilupakan dan kian dianggap tidak ada. Oleh karena itu, banyak di antara kita lalu linglung dan lupa diri karena mengalami perang batin fatal yang tak berkesudahan. Akibatnya, kita tidak memperoleh kedamaian ruhani. Tanpa kedamian ruhani, tidak akan ada keharmonisan hubungan. Supaya jiwa damai, kita perlu taat dalam beragama, tanpa henti mencari pengetahuan, dan suka membaca sastra menghayati seni.

Agama, ilmu,  sastra-seni tidak pernah tidak berurusan dengan tema hubungan. Agama apa pun memberi petunjuk kepada kita bagaimana membina hubungan yang benar, baik, dan indah dengan tuhan, dengan sesama manusia, dengan alam. Ilmu apa pun sesungguhnya mengajak kita untuk memikirrenungkan relitas dan idealitas hubungan sehari-hari. Sastra-seni apa pun berangkat dari, melangkah dengan, dan berpuncak pada hubungan yang selaras-serasi-seimbang.

rabu, 1 syawal 1432 h

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam