08/01/12

iskan, si survivor


Tentang orang satu ini, saya tak tahu banyak. Sebelumnya dia hanya wartawan biasa. Dengan ketegaran, dia melewati masa kanak-kanaknya yang pelik dan serba kekurangan. Katanya, dia sempat punya hanya satu celana, satu baju, dan satu sarung. Tetapi, justru masa kecil yang serba mepet, kepepet, dan bikin semaput itulah yang mengantarkannya menjadi “orang”.

Dia juga punya satu pengalaman yang lebih getir lagi. Waktu itu hatinya bermasalah. Dia nyaris mati. Dia selamat dari jerat maut setelah operasi ganti hati. Saya jadi teringat film “Heart”. Jika dalam film yang digandrungi para remaja itu Nirina mendonorkan hatinya kepada Acha, kira-kira siapa malaikat yang mendonorkan hatinya kepada orang yang kini menjabat sebagai Menteri BUMN ini?

Dahlan Iskan adalah wajah baru dalam jagad politik kita. Ketika menjadi wartawan, dia ditawari mengurus sebuah perusahaan media yang hampir mampus. Entah karena apa, dia menyutujui tawaran itu. Siapapun tampaknya tak menyangka bahwa Dahlan tak hanya berhasil menyuntik energi hidup baru kepada perusahaan itu, tetapi juga berhasil mengangkatnya sebagai perusahan media yang kokoh dan disegani. Selanjutnya dia memimpin jaringan media terbesar di tanah air: Jawa Pos Group. Disentuh tangan midas Dahlan, Jawa Pos berkembang pesat menjadi rival Kompas yang paling kompetitif. Dahlan benar-benar anak ajaib.

Sepak terjang Dahlan terus berlanjut. Presiden memintanya menangani PLN. Citra BUMN ini begitu buruk di mata masyarakat. Rekam jejak PLN keruh. Prospeknya cukup suram. Birokrasinya tak efisien. Manajemennya adalah manajemen perut dan otot. Konon, perusahaan yang sering didemo warga ini merupakan habitat para koruptor.

Dahlan bersedia memimpin PLN. Dia bukan tipe lelaki yang menyukai poligami. Dia mengerti benar apa artinya fokus. Tidak mungkin mengurus dua perusahaan besar sekaligus. Maka Dahlan memutuskan berhenti sebagai pilot Jawa Pos Group dan berkonsentrasi menahkodai PLN. Ini keputusan gila. Dia mempertaruhkan masa lalu dan masa depannya. Belum tentu dia akan mampu mengobati PLN dan berhasil melatihnya sebagai atlet “berstandar internasional”. Tetapi apabila tidak gila, bukan Dahlan namanya.

Kepercayaan diri Dahlan membuahkan hasil menggembirakan. Dalam waktu singkat Dahlan menyulap tampang dan watak PLN. Dahlan menginisiasi pelbagai program layanan baru dan membangun banyak pembangkit listrik baru di daerah-daerah yang selama ini belum dialiri listik. Kepercayaan masyarakat terhadap PLN sedikit demi sedikit pulih dan meningkat. Semenjak dikemudikan Dahlan, PLN menjadi BUMN teladan yang gesit, cerdas, progresif, dan tentu saja populis. Meski Dahlan menerapkan manajemen ala korporasi dalam tubuh PLN, tetapi PLN tetap berjalan dalam koridor yang tepat sesuai dengan amanat undang-undang: berpihak pada, dan menyejahterakan, rakyat.

Presiden sepertinya kagum dengan prestasi Dahlan. Jauh sebelum masa jabatannya di PLN tuntas, presiden menunjuk Dahlan sebagai Menteri BUMN. Dahlan jelas terkejut. Kabarnya, dia bahkan sampai menangis terisak. Awalnya dia ragu-ragu untuk menerima tawaran “panas” itu. Namun kemudian dengan kayakinan mantap dia maju menduduki kursi menteri BUMN. Di sana dia membuat berbagai terobosan yang liar dan ganjil menurut ukuran umum selama ini. Dia juga menularkan budaya baru di kalangan politisi. Supaya nasib BUMN-BUMN yang ada dapat direparasi, Dahlan “memaksa” perusahan-perusahaan itu untuk menerapkan pola manajemen korporasi secara tidak setengah-setengah.

Memang sampai saat ini, hasil kerja kerasnya belum tampak jelas. Tapi menurut saya, Dahlan Iskan adalah sosok yang pantas kita beri kesempatan dan kepercayaan penuh. Saya yakin, keberadaannya dalam kabinet tak akan sia-sia. Dahlan adalah oase di tengah padang pasir politik yang alangkah gersang. Semoga dia berhasil dan terus melangkah di jalan yang lurus.

Dahlan, doaku untukmu. Kami menumpukan harapan kepadamu.

Jogja, 8 Januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam