13/01/12

pemimpin 1


Pemimpin tidak bekerja sendirian. Untuk me-nyatakan visinya—para motivator “menerjemahkan” visi ini sebagai mimpi—pemimpin harus menghidupkan segenap sumber daya manusia yang tersedia. Tanpa harus memakai tangan besi, dia terampil menggerakkan orang-orang di sekelilingnya dengan bahasa verbal maupun non-verbal.

Dia mengerti arti kerja sama, kebersamaan, dan pengorbanan. Tapi dia juga sadar bahwa ego tidak mesti dihilangkan atau dimatikan. Sebaliknya, ego harus dihidupkan sehidup-hidupnya selama tidak melanggar hukum sosial. Ego membuat manusia bisa survive hingga sekarang, menjadi jawara dalam kancah seleksi alam. Ego adalah ciri dari manusia yang hidup.

Tugas organisasi adalah menjaga dan mengembangkan kemanusiaan dan potensi manusia. Adat organisasi jangan sampai membunuh subjektivitas manusia yang menjadi anggotanya. Prestasi sesungguhnya dari sebuah organisasi bukan prestasi pemimpinnya seorang diri, namun merupakan kumpulan dari aksi-aksi para anggotanya seberapa pun kecil dan tak berartinya aksi tersebut. Bagi pemimpin, sampah akan tampak bak bulan purnama. Setiap manusia memiliki potensi istimewa. Tugas pemimpin adalah menemukan potensi terpendam itu dan membuat si empunya potensi percaya diri untuk menampilkan dan memanfaatkan potensi itu demi tujuan organisasi.

Pemimpin tidak lahir dari ruang vakum. Dia tumbuh dari, dan besar dalam, lingkungan tertentu. Dia memperoleh kekuatan rohani dari orang-orang disekitarnya yang dicintainya. Orang itu mungkin ibunya, ayahnya, istrinya, anaknya, atau rakyatnya, atau kekasihnya. Bayangan wajah mereka mendorong pemimpin untuk berani membuat dan me-nyatakan mimpi, meninggalkan zona aman, tidak takut memasuki dunia baru yang sama sekali asing baginya. Tantangan, hambatan, dan ancaman dia terima dengan positif dan kreatif. Dia menaklukkan pesimisme dan kepasrahan negatif dengan rasa cinta. Dengan rasa cinta itu pula dia dapat sabar saat melakukan apa yang dikira oleh orang banyak tidak mungkin dilakukan.

Pemimpin tidak mesti orang yang paling pintar. Tetapi pemimpin adalah orang yang mau dan siap belajar-dalam-proses. Belajar membutuhkan tingkat keberanian yang lebih tinggi daripada keberanian untuk berkelahi atau main debus. Dalam belajar, pemimpin tidak sedang bertindak mengalahkan orang lain, dia sedang mengalahkan emosi-emosi negatif yang bersarang dan berkembang biak dalam alam bawah sadarnya.

Setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin. Apakah potensi itu dapat diaktualkan dan dikembangkan tergantung dari seberapa ideal kondisi lingkuangan tempat dia hidup dan seberapa keras kemauannya untuk mewujudkan mimpi kolektif komunitasnya.

Tuhan menghendaki setiap orang menjadi pemimpin, sekurang-kurangnya bagi dirinya sendiri atau bagi keluarganya. Oleh karena itu, Dia menguji manusia dengan pelbagai bentuk cobaan. Cobaan-cobaan itu dapat berupa anugerah maupun bencana. Seorang pemimpin akan tidak terlena dengan melimpahnya anugerah yang membanjiri kehidupannya. Ingatannya terhadap putaran roda kehidupan begitu kuat. Dia tidak layu atau berunjuk rasa kepada tuhan ketika didatangi bencana silih berganti. Dia menikmati balak itu, bersukur dan berbagi sukur kepada sesama. Dia bisa menempatkan diri dengan baik dan menjadikan tempatnya berdiri itu sebagai rumah di mana dia kerasan tinggal di dalamnya, meskipun pada faktanya rumah tersebut sangat tak layak huni. Karena keberadaannya, rumah itu justru terasa nyaman, cantik, mempesona.

Pemimpin adalah melati wangi bagi lingkungannya, sedangkan lingkungannya adalah tanah tempat mimpi-mimpinya tumbuh meninggi. Pemimpin adalah cahaya yang tak minta diterangi, tetapi menerangi sekelilingnya. Dia mendapatkan cahaya itu dari tuhan, seperti bulan mendapatkan cahaya dari matahari. Dengan demikian, selagi matahari masih terbit, pemimpin tidak akan kehabisan cadangan cahaya.

Satu-satunya cara untuk menjadi pemimpin adalah mendekatkan diri kepada tuhan, patuh menuruti sunnatullah. Ini tak mudah bagi pribadi yang tak taat hukum seperti saya.

yogyakarta, januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam