12/07/12

kenapa kau tak menulis?


kenapa kau kini tak menulis? tak.
aku sedang tidak bisa menulis
mataku belum sembuh dari rindunya
percuma aku menulis. jika aku berkeras menulis
yang akan terbaca hanya perempuan, biru, air,
dan sedikit pagi yang bimbang dan sepi yang menganga lapar
lebih benar aku berdiam dulu, menyisih dari lalu lintas kata-kata
mendekam dalam badan pedagang dan peladang

sampai kapan kau tak menulis? entah.
mungkin sampai bisa kujinakkan rindu.
atau sampai buta mataku. atau sampai tanah menyuruhku
mendaurulang huruf-huruf yang serentak rontok dari pohon itu
menggembalakan mereka berkumpul pada pusara padang padi yang ijo royo-royo
sambil memangkas cemas yang kabarnya akan mengirim sepuluh puting beliung
untuk menghapus nafas-nafasku menghempas-hempaskan harapanku.

entah. aku sendiri ragu kini: apa aku (masih) bisa menulis (lagi)?

Yogyakarta,  Juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam