12/07/12

lakon sederhana


Berapa kali telah
saya mencoba lepas
dari jerat puisi
dan berdoa agar raga ini
terkurung dalam sangkar paling karang.

Tetapi innalillah sekali
saya masih puisi
bebas mengusut asal-muasal pertanyaan
dan menerka-nerka ke mana arah tenggelamnya.

Tetapi alhamdulillah sekali
saya masih puisi
tidak bosan mengarang-ngarang legenda
kenapa akhirnya saya dinamai puisi
yang memulung dan menjual
gerombolan tidak ketika remaja
untuk membeli selembar daun jati
bergambar bayang-bayang dewi sekartaji
sebagai bekal mati.

ya, saya masih puisi.

yogyakarta, mei-juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam