10/07/12

vak


Pendidikan vokasional, misalnya seni, kerajinan tangan, teknik industri rumahan, pertanian, peternakan, perikanan, dan lain sebagainya, penting tidak saja untuk memberikan kesempatan kerja-mandiri yang luas, bermartabat, dan menguntungkan bagi anak didik setelah mereka lulus sekolah, akan tetapi juga teramat penting dalam rangka pembentukan karakter dan mental. Dengan pendidikan vokasional, sekolah menggodok anak didik untuk menjadi suvivor yang mandiri dan pibadi yang profesional dalam bekerja.

Tetapi sekarang, pendidikan vokasional sudah kurang laku. Orang lebih suka mendaftarkan anaknya ke sekolah-sekolah umum supaya anaknya dapat masuk ke perguruan tinggi supaya mendapat pekerjaan kantoran yang pantas dan aman. Padahal, peluang kerja di tempat-tempat elit seperti itu semakin lama semakin sempit. Persaingan kerja pun semakin sengit. Syarat seleksi semakin ketat dan tinggi sehingga sarjana tamatan perguruan tinggi biasa yang skala nilai dan kecakapannya hanya rata-rata akan kurang dipertimbangkan dalam proses penerimaan pegawai. Kompetitornya tidak hanya sarjana domestik, melainkan sarjana-sarjana lulusan universtas terkemuka internasional, menyusul kolepsnya eknomi eropa.

Alternatif yang mungkin untuk mengatasi semakin membanjirnya jumlah pengangguran terdidik adalah ekstensifikasi dan intensifikasi sekolah-sekolah vokasional, memasukkan pendidikan vokasional ke dalam kurikulum sekolah umum dengan porsi yang agak lebih banyak daripada sebelumnya, serta mengampanyekan pada masyarakat bahwa sekolah umum tidak selalu lebih baik ketimbang sekolah vokasional, bahkan sekolah vokasional lebih bisa menjamin masa depan anak-anak mereka daripada sekolah umum. Intinya, paradigma masyarakat dan penyelenggara pendidikan, harus diubah. Fokus pendidikan regional maupun nasional tidak tertuju lagi pada peningkatan kualitas dan kuantitas sekolah umum, tetapi peningkatan kuantitas dan kualitas sekolah vokasional, serta pengintegrasian sekolah vokasional tersebut dengan dunia usaha baik sektor korporat maupun sektor koperasi.

Ke depan, kompetisi global akan semakin hebat. Yang tak siap dan tak mempersiapkan diri menghadapi kompetisi tersebut, akan terpinggirkan secara struktural dan kultural. Pilihan hanya dua: berbenah diri atau mati di rumah sendiri!

Yogyakarta, 17 Juni 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam