12/07/12

puisi tanpa basmalah


akhirnya akan begitu. kita lalu tua
menjangkau kanak-kanak yang telah rontok
dari pikiran kita yang semakin srimpi

kita simpan zapin di antara lipatan penambahan dan perkalian
sembari sembunyi-sembunyi merindukan tambur dan rebana
dan sayup-sayup menyenandungkan indung-indung dalam bisu masing-masing

pada malam ketujuh belas, kita buka jendela belakang rumah
melompat ke halaman berlari menghadapi batang hari lantas menyelami hulu hatinya
mencari keping-keping basmalah yang menghilang
bakda perang tanding bida dan tapa

memang kita akan begitu: tua, dan sempurna
menghitung seberapa lapang lubang kubur
gemetar menanti mati, tetapi tambah jalang berceloteh
seperti bocah belum kenal kata dan tanda baca

kita akan begitu: matang, tua, jatuh, mati.
tanpa basmalah. dan tanpa hamdalah

Yogyakarta, 8-12 Juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam