08/01/11

Apel, Einstein, dan UIN

Apel tak pernah sungguh-sungguh berubah menjadi, misalnya, monyet. Bahwa apel berubah warna kulitnya, kian membesar, kian matang, dan kian manis rasanya, ini logis.

Tetapi setelah Einstein, sepertinya orang-orang mesti meralat ketakwaan ilmiah yang telah dilestarikan berabad-abad ini. Pada kenyataannya apel bisa berubah menjadi pohon apel, lalu monyet memakan buahnya, dan sari apel merasuk serta berbaur dalam tubuh monyet, dan artinya apel itu sendiri telah menjadi monyet. Fosil hewan purba sekarang telah menjadi minyak bumi. Fosil tumbuhan purba juga telah menjadi batu bara. Materi berubah menjadi energi, dan energi berubah menjadi cahaya. Apa itu cahaya? Hubungan-hubungan antarkuanta. Persis seperti teori Gerak Substansial, Holarki, dan Kompleksitas Sosiokomputasional.

Apa implikasi teori-teori ini? Evolusi peradaban manusia masih akan lama lagi bergerak, menuju kesempurnaan, menuju cahaya tertinggi, Tuhan. Proses perkembangan sejarah, di mana Islam akhir-akhir ini berkembang pesat, tampaknya kini sedang memferivikasi teori Einsten tadi. Benarkah demikian?

Nenek Obama, pada musim haji lalu, berdoa di depan Ka’bah: Tuhan, aku ingin cucuku masuk Islam. Ratu Inggris kemarin dulu melakukan turne keliling negara Timur Tengah. Indonesia didorong menjadi Ketua Komunitas ASEAN, dan salah satu pemimpin Asia. Besar kemungkinan akan ada orang Indonesia yang menduduki kursi dewan pimpinan PBB. Sri Mulyani sudah menjabat sebagai eksekutif Bank Dunia. Kalla mendapat tempat kehormatan sebagai juru damai dunia. Akan ia dapat nobel perdamian? Jika bersedia melakukan reformasi kelembagaan dan kurikulum secara lebih menyeluruh, UIN barangkali bakal menjadi pusat studi kultural par excellent di dunia, sekurang-kurangnya sejajar dengan Sorbonne, Harvard, al- Azhar, atau Leiden.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam