15/01/11

Terjala Cacar yang Menjalar

Tempayan belum penuh air. Mangga masih mengkal. Di tengah jalan ini, yang bisa kutempuh seribu hari saja, bisa pula hanya seperseribu hari, aku merasa kopong, bolong, kosong. Kutatap cacat ragaku: sayap sobek, kaki pincang, tangan buntung, dada gerowong, perut keroak, leher koyak, otak berkerak. Oleh keadaan, aku dibuat ingat, betapa masih tipisnya lidah ini, betapa masih sipitnya mata pikir ini, betapa masih hambarnya garam pengalaman ini, betapa masih pelitnya tumit ini berlari.

Tetapi segerombolan sejarah mengejarku. Mereka memburuku. Hendak menjarah darahku yang hanya dan tinggal sesendok makan ini. Hendak mengunyah dagingku yang telah diculik dingin angin malam. Hendak menguliti jangatku yang tak enak lagi disantap. Tetapi segerombolan sejarah tak ambil peduli, bahkan ketika tubuhku telah membangkai, dan siap dilahap lintah dan disergap tanah.

Ada suara datang, dari jantung karang dan parang. Menyeru lantang. Menyuruh garang. Menantang-nantang ketakutanku. Menggantang kekerdilanku. Merangsang kedaulatanku. Kutolak-tolak suara yang bagiku terdengar gertak memekak itu. Kusumbat liang telinga jiwaku. Kupecah gendang telinga nuraniku. Lebih baik aku menunarungu, daripada harus tersuruk-suruk menyusup lempitan lamun, hanya demi menyembunyikan diri.

Namun kawan, sia-sia belaka! Suara saudara udara. Tiap aku bernapas, suara itu terngiang keras. Mencemas-lemaskanku. Ganas merantas nyamanku. Mengepras-tebas mapanku. Aku terhuyung-huyung. Puyeng. Oleng. Dan berujung cengeng. Menggigil. Tersengat kilat. Nanar aku, gila sasar. Di sini mungkin Maulana benar, aku patut terbakar. Mengekor ke mana suara menjalar. Dan pasrah dimamah sejarah.

O, Panggilan, apalagi kini kumiliki? Kubiarkan jariku mencari-mencari sendiri di mana hilir. Kubebaskan tapakku menjejak tanpa peta. Kumerdekakan citaku mengelana ke segala neraka dan nirwana. O, Panggilan, sirami kami dengan api!

Wisma tan panama, 14-15 Januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam