08/01/11

manusia dan alam

~Muhammad Iqbal, Budayawan Pakistan~

di pagi buta bila aku berdiri mengamati matahari
kuajukan pertanyaan mengenai ini semua
tentang langit dan bumi
bahwa yang melimpahkan kurnia
adalah pancaran langit yang mahaluas
mereka jadikan sungaimu hamparan perak beriak-riak
matahari menghias jubahmu
dengan suluh cahaya zamrud
dan kandil gemerlap membuat pertemuannya benderang
taman firdaus terkandung dalam taman mawar
dalam setiap syair matahari mendapatkan perlambang
merah jubah sang bunga
hijau zamrud pepohonan
berwarna-warni hijau dan merah dalam masyarakat
menara langitmu berenda benang emas
bila diufuk awan emas berarak megah
betapa ingin mata memandangnya sampai memerah
bila buah anggurmu merambat ke dalam lengkung malam
pemukimanmu luhur dan gayamu bersinar
tabir cahaya bersinar hingga ke tempat seluruh makhluk
bagi kesyahduanmu fajar jadi nyanyian pujian
tak ada tempat yang gelap di bawah cahaya Sang Surya
dan aku pun diam di tempat sinar itu
tapi kenapa bintang-bintang yang suram itu
yang merangkai nasibku?
Apakah kau terdampar dan buruk pekerti?
Bila aku bertanya begitu, maka ada suara yang menjawab
Entah suara dari mana
Apakah datang dari lengkung langit
Atau salah satu penjuru bumi.
Sinarmulah itu di mana tergantung ada dan tiadaku
Kaulah penjaganya dan seluruh bunga di bumi ada
Karena penglihatanmu sendiri
Kau buku kecintaan, yang rahasianya kau dapat dariku
Kaulah pembna bangunan dariku
Penyusun sibuk kerjaku
Kau angkat beban berat dari pundakku
Wujudmu tak pernah berpohon pada api itu
Tapi terus saja menyala
Jika matahari padam, tamanku pun jadi gurun pasir
Senantiasa tampak oleh gairah dan gelisah...
Ah, pikiran yang melompong, mata redup
Siapakah yang bangga jadi begitu rupa? Jadi budak takluk
Tapi jika kau yakin pada Pribadimu
Maka nasibmu tak lagi buruk dan menderita seperti selama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam