10/07/11

adab makan


Saya akan makan seporsi nasi ayam bakar. Bagaimana saya menyantap hidangan itu? Tentu tidak sebagaiamana ular makan anak ayam atau srigala makan daging domba.

Karena saya manusia, saya menyantap dengan adat manusia: mengucap basmalah, ngemplok sesuap demi sesuap, mengunyahnya hingga lumat sehalus-halusnya, menelannya perlahan-lahan. Saya tidak menyelingi proses makan saya dengan berbicara, berteriak, atau tertawa gelak-gelak. Sebab jika begitu, saya bakal kesedak, dan hidangan yang lezat jadi tidak enak. Atau lantaran kesuh dan kesal, saya memutuskan untuk berhenti makan. Akibatnya, lapar saya tak terbayar.

Bila dalam proses makan, saya merasa seret menelan makanan, maka saya akan memperlancar pencernaan dengan meminum beberapa teguk air putih, beberapa teguk saja, sekadar untuk memperlancar.

Saya akan memakan hidangan tersebut hingga habis, tanpa sisa, kecuali dzat yang mustahil dimamah dan ditelan manusia. Kemudian saya minum lagi beberapa teguk air putih. Dan terakhir, mengucap hamdalah.

Tidak nambah? Tidak. Saya sudah kenyang. Lapar saya sudah hilang. Satu porsi nasi ayam bakar sudah cukup untuk memulihkan tenaga supaya saya bisa kembali beraktivitas dengan tenang dan profesional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam