02/07/11

bukan gundu, namun dadu


Bukan. Bukan gundu, namun cinta adalah dadu yang membuka kotak pandora, dan menutupnya kembali setelah lembaran layang dari bayang-bayang dibaca berulang-ulang.

Puntadewa, yang arif dan amat perasa, rupanya adalah pedagang yang terlalu murah hati dan murah diri. Bahkan tanpa memperoleh sepeser rupiah pun, ia jual dirinya, saudara-saudaranya, dan istrinya kepada Duryudana dengan diskon seratus persen. Werkudara, si perkasa, ternyata hanya perempuan sentimentil yang mudah dirayu dengan kata-kata, serta gampang meledak karena provokasi kacangan. Arjuna, si ahli ilmu dan ahli perang, menjadi bodoh, linglung, dan tampak ragu-ragu. Dan Nakula, dan Sadewa, sebagaimana lazimnya buntut, menjelma harimau dan macan yang berjiwa kerbau, atau malah keledai. Drupadi, ya Drupadi, bagaimana kabarnya? Drupadi adalah hawa yang mengandung sepikul bubuk mesiu. Sekali dadu diuntal ke tengah-tengah arena, sumbu Drupadi pun terbakar, dan kita tahu apa yang terjadi sesudah itu. Sri Kresna merubah warna, dari biru menjadi merah, dari hitam menjadi abu-abu paling kelambu. Serenteng sumpah dan sumpah serapah lalu diteriakkan bersusulan. Panah ditatah, kapak diasah, dan pedang dibilas dengan darah.

Rahwana, Rahwana, malang betul nasibmu. Rama bukan tandinganmu, dan tak pernah sekali pun mampu mengalahkanmu. Kau berasal dari cinta, berada dalam cinta, dan mati karena cinta. Jika benar ada pencinta sejati, itu pasti kau Rahwana. Rama dan balatentaranya cuma rela meratakan gunung-gunung dan membangun tambak panjang pada permukaan samudera, tetapi kau, dengan segenap jiwa pengabdian dan pengorbanan yang tulus kepada cinta, membunuh sanak keluargamu sendiri, memberontak kepada Betara Guru, mengobrak-abrik tata kayangan dan tata dunia, dan memilih kematian sebagai jalan untuk mendapat cinta Sinta. Pantas saja jika Sinta, ibumu itu, memutuskan membakar diri menyusulmu ke alam kematian, daripada harus hidup bersuamikan Rama. Rahwana, sikapmu untuk teguh dan kukuh mengikuti cinta sudah benar, sebab, siapa yang kuasa meniadakan, menolak, melawan cinta? Mudah-mudahan cinta mengekalkan kesatuanmu bersama Sinta, sehabis air, angin, tanah, dan api.

Dan cinta, memang bukan gundu, namun dadu.

Jogja, 2-3 Juli 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon hanya memberi komentar berupa kritik yang membangun. dimohon pula untuk memberi komentar yang tidak melecehkan nama baik pihak tertentu. salam